Minggu, 25 November 2012

Karate di Indonesia

Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh Tentara Jepang, melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah mereka menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa mahasiswa Indonesia antara lain; Baud Adikusumo, Muchtar dan Karyanto mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan Karate (aliran Shotokan) di Indonesia, dan kemudian mereka membentuk wadah yang mereka namakan PORKI. Beberapa tahun kemudian berdatangan eks Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti; Setyo Haryono (Pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan Karate di tanah air.
Disamping eks Mahasiswa-mahasiswa tersebut diatas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesiadalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan Karate di Indonesia, mereka-mereka ini antara lain Matsusaki (Kushin-Ryu 1966), Ishi (Goju-Ryu 1969), Hayashi (Shitoryu 1971) dan Oyama (Kyokushinkai 1967).

Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (pengurus) Karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan Karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut,sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh Karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan Karate di tanah air, sehingga pada tahun 1972 terbentuklah satu wadah organisasi Karate yang diberi nama FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Walaupun dalam perjalanannya harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan.

Adapun mereka yang pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum FORKI sejak tahun 1972 sampai dengan saat ini adalah:


  1. Widjojo Sujono (1972-1977)
  2. Sumadi (1977-1980)
  3. Subhan Djajaatmaja (1980-1984)
  4. Rudini (1984-1997)
  5. Wiranto (1997-2001)
  6. Luhut B. Pandjaitan (2001-2005)
  7. Luhut B. Pandjaitan (2005-2009)
  8. Drs. H. Hendardji Soepandji, SH (2010-Sekarang)

PERGURUAN KARATE ANGGOTA FORKI:

  1. AMURA
  2. BKC (Bandung Karate Club)
  3. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
  4. FUNAKOSHI
  5. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
  6. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
  7. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
  8. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
  9. INKADO (Indonesia Karate-Do)10. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
  10. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
  11. KALA HITAM
  12. KANDAGA PRANA
  13. KEI SHIN KAN
  14. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
  15. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
  16. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
  17. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
  18. SHOTOKAI
  19. PORBIKAWA
  20. PORDIBYA
  21. SHINDOKA
  22. SHI ROI TE
  23. TAKO INDONESIA
  24. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)

PB. FORKI beberapa kali mendapat kepercayaan menyelenggarakan even Internasional diantaranya :

  1. Menjadi tuan rumah APUKO II tahun 1976 dilaksanakan di Jakarta.
  2. Menjadi tuan rumah APUKO VII tahun 1987 dilaksanakan di Jakarta.
  3. Menjadi tuan rumah APUKO Junior tahun 1991 dilaksanakan di Jakarta.
Di samping even-even tersebut PB. FORKI dipercayakan juga oleh KONI Pusat sebagai penyelenggara pertandingan karate pada even Sea Games dimana Indonesia menjadi tuan rumah yaitu masing-masing :
  1. Sea Games XIV tahun 1987 di Jakarta.
  2. Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta.
PB. FORKI pernah menggelar even Internasional di luar agenda resmi dari WKF dan AKF sebagai inisiatif sendiri dari PB. FORKI yaitu “ Indonesia Open Karate Tournamen “ yang dilaksanakan di Jakarta tahun 2002, dan The 2nd Indonesia Open Karate Championship 2010 di Denpasar, Bali.

0 komentar:

Posting Komentar